BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Cabang
olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of
sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari,
lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak
heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah
satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan menengah atas,
sesuai dengan SK Mendikbud No.0413/U/87.
Lempar
lembing merupakan bagian dari nomor lempar yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik. Dalam lempar lembing terdapat lari awalan dan kebutuhan akan
koordinasi gerak lempar yang lancar, yang dilakukan sambil berlari dalam
kecepatan optimal.
Lempar
lembing mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan lempar cakram dan tolak
peluru, dimana lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan
maksimum si atlet, tetapi membutuhkan power dan kekuatan khusus lempar di atlet
sebagai hasil dari panjangnya lari awalan. Oleh karena itu secara teknis,
lembing hanya dapat dilempar dengan baik bila dilakukan dengan irama, timing,
serta koordinasi gerakan halus yang dimulai dari kaki, tungkai, torso, dan
lengan. Selanjutnya gerakan dalam lempar lembing dapat dianalisis dan
dihubungkan dengan prinsip-prinsip dalam biomekanika.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditulis rumusan masalah, yaitu
”Bagaimanakah analisis untuk gerakan lempar lembing jika dihubungkan dengan
prinsip-prinsip biomekanika?”
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Cara
Memegang Lembing
Dalam lempar lembing terdapat 3 cara untuk memegang
lembing (Grip), yaitu:
1. Pegangan ibu jari dan
jari telunjuk.
Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali balutan lembing, sedangkan jari-jari yang lain berada di dalam ikatan.
Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali balutan lembing, sedangkan jari-jari yang lain berada di dalam ikatan.
2. Pegangan ibu jari dan
jari tengah.
Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk memanjang badan lembing.
Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk memanjang badan lembing.
3. Pegangan ”V”
Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan berlebihan (Over extended).
Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan berlebihan (Over extended).
Lembing yang digunakan terbuat
dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri
beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Gambar lapangan lempar lembing:
Gambar lapangan lempar lembing:
B. Tata Cara Melakukan Lempar Lembing
Untuk melakukan gerakan melempar
dalam lempar lembing dapat dilakukan dengan teknik gerakan lempar yang dapat
dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Lari Awalan (Approach)
Posisi awal,
pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki sejajar.
Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu transfer
kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi
tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa lembing
ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menunjuk
sedikit ke atas.
2. Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud
lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam
lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis lurus.
Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap
menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (latera).
Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan
lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari
awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah
kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran tersebut adapada
1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran tersebut adapada
1. Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.
2. Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3. Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi
power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di belakang,
membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu adalah paralel,
sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah lemparan
lewat atas kaki kanan dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan
kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan
menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang memungkinkan penggunaan
sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat
dengan menahan lengan ke belakang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di
bawah ini:
3. Pelepasan Lembing
Gerakan
pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa
bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar
secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku
mendorong ke atas.
Pelepasan
lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut
lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah
tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi
pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang
hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong
ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok
selama pelepasan lembing. Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi meski seringan apapun benda tersebut. Inilah yang
menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak dia akan berhenti karena
adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada lembing,
setelah melambung tinggi maka lembing tersebut akan jatuh dan menancap di
tanah.
Saat melempar
lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika
melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya
pada satu kaki tumpuan teori yang tepat yaitu keseimbangan dipengaruhi
oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak
melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus kita perbesar
sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin
besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita
dalam melempar benda maka akan semakin besar pula kecepatan benda
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:
4. Pemulihan
Pemulihan
terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki
kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan
membengkokkan badan bagian atas ke depan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil lemparan yang
optimal diperlukan rangkaian gerakan yang benar dan penerapan asas-asas atau
prinsip-prinsip dalam biomekanika yang tepat. Sehingga dalam olahraga ini tidak
hanya otot yang diandalkan. Keharmonisan gerakan antara tungkai, lengan, dan
torso disertai dengan irama dan timing yang tepat merupakan kunci dari keberhasilan
melakukan gerakan lempar lembing.
B.
Saran
Yang dapat
kami sarankan untuk para pembaca adalah bahwa dalam memdalami atau bila kita
akan melakukan gerakan lempar lembing selain memperhatikan kesiapan fisik juga
harus memperhitungkan prinsip-prinsip biomekanika yang terjadi dalam gerakan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Eddy. (2007). Pedoman Mengajar Dasar Gerak
Atletik. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Mahayana, Mukti. (2009). Biomekanika. Dari:
Mahayana, Mukti. (2009). Biomekanika. Dari:
http://moektimaha17.wordpress.com/2009/11/03/biomekanika/
Lempar Lembing. Dari:
http://www.moccasport.co.cc/2009/02/lempar-lembing_14.html
Daftar Isi
Kata
Pengantar …………………………………………………….. i
Daftar Isi …………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………….. 1
A.
Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah …………………………………………………….. 2
Bab II
Pembahasan …………………………………………………….. 3
A. Cara
Memegang Lembing …………………………………………………….. 3
B.
Tata Cara Melakukan Lempar Lembing …………………………………………………….. 4
Bab
III Penutup …………………………………………………….. 8
A.
Kesimpulan …………………………………………………….. 8
B.
Saran …………………………………………………….. 8
Daftar Pustaka …………………………………………………….. 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan
kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan –
bahan materi makalah ini dari internet. Saya telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan berbagai macam bahan tentang Mata kuliah ini.
Saya sadar bahwa makalah yang saya
buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para pembaca,
Demikianlah makalah ini saya buat,
apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan
sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Penulis
Tugas
Individu
BIOMEKANIKA
Oleh :
Nama : Sarif Alwi Rahim Sila
Nim : 073 104 003
Jur. /
Kelas : Penjaskesrek A
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
TAHUN 2010